Murai Batu - Tips
cara berternak murai sudah saya bahas (baca : bertenak murai ), cara menjodohkan murai juga
sudah (baca : tips menjodohkan murai ) sekarang saya akan membahas tentang berapa lama proses reproduksi
murai sampai menghasilkan anakan. Yang saya bahas kali ini adalah kisaran waktu
yang dibutuhkan indukan murai untuk menghasikan anakan, indukan disini merupkan
pasangan yang memang sudah jodoh dan siap reproduksi di kandang penangkaran, jadi
buat yang murainya belum ada jodoh silahkan baca dulu cara menjodohkan murai ya
hhehe.
Ketika murai jodoh dan sudah ditempatkan di kandang
penangkaran tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai pada masa pengeraman. Pada
saat seperti ini (sebelum bertelur) berikan EF agar menambah birahi murai dan
cepat bertelur. Biasanya juga masa seperti ini jantan akan membuat sangkar
untuk betinanya, berikan ranting dan daun-daunan kering agar dapat menjadi
bahan membuat sangkar untuk induk jantan.
![]() |
masa mengeram telur |
Masa Pengeraman telur,
Masa kritis pertama
Sekitar 5 – 7 hari setelahnya periksa sangkar dengan
hati-hati apakah betina sudah mulai mengerami telur, jika sudah terlihat inilah
yang disebut masa kritis tahap pertama. Kurangi pemberian EF agar murai tidak naik
birahinya, murai birahi cenderung agresif dan mungkin bisa membahayakan telur.
Selalu pantau kondisi kandang dari serangan predator,
pengalaman saya selama ini predator yang paling sering mengaggu adalah tikus. Jika
penggagu seperti ini tidak ditangani dapat menyebabkan betina menjadi tidak
nyaman dan tidak mau mengerami telurnya, akibatnya telur menjadi tidak menetas
karena suhu pengeraman yang tidak stabil. Selalu jaga juga kondisi sangkar
dalam keadaan tenang dan nyaman agar proses pengeraman dapat berjalan lancar.
![]() |
masa indukan merawat anakan |
Masa Indukan merawat anakan,
Masa kritis kedua
Dalam keadaan normal setelah dierami selama kurang lebih 2 minggu bisa dipastikan telur sudah
menetas jika tidak ada kendala apaun , sekarang masuk masa kritis tahap kedua. Pastikan
anakan dirawat oleh induknya sendiri
kurang lebih 5-10 hari untuk memastikan bahwa anakan tidak dalam kondisi
terlalu lemah untuk kita petik.
Pada masa ini pemberian EF perlu ditambahkan kembali seperti
pada masa sebelum bertelur, perberian EF segar terutama kroto agar indukan dapat
memberikan pakan pertama untuk anak-anaknya. Tapi hal ini juga dapat membuat
indukan malah lebih agresif terutama indukan jantan, hal-hal yang sering
terjadi jika indukan malah terlau agresif adalah indukan malah melukai anaknya
hingga mati atau indukan sering membuang anaknya dari sangkar. Jika terjadi hal
seperti ini mau tidak mau anda harus mengambil anakan dan merawatnya sendiri.
Jika tidak terjadi kendala selama 10 hari setelah anakan
dirawat sendiri oleh induknya maka sudah saatnya anda memetik anakan tersebut. Anakan
bisa anda berikan kroto yang dicampur vouer basah dengan cara disuapkan dengan
menggunakan alat suap. Letakkan anakan pada sangkar yang lembut dan letakkan
pada wadah kotak khusus yang dilengkapi pengahangat lampu otomatis.
![]() |
kotak tempat menaruh anakan dengan lampu penghangat otomatis |
Setelah anakan diambil indukan sebenarnya sudah mulai
reproduksi kembali setelah seminggu sampai dua minggu setelahnya, pemberikan
pakan bisa anda samakan ketika pada masa penjodohan. Kecuali kalau indukan
malah mengalami masa mabung, kalau sudah memasuki masa mabung pemisahan indukan
sebaiknya dilakukan agar masa mabung bisa berjalan lancar. (baca : perawatan murai mabung)
Untuk mempermudah mengetahui manajemen waktu masa reproduksi
murai berikut saya berikan dalam tabel
Masa
|
Perkiraan waktu
|
Penjodohan
|
1 - 4 minggu
|
Reprosuksi (kawin)
|
5 – 7 hari
|
Mengerami telur (masa kritis
pertama)
|
10 – 14 Hari
|
Indukan merawat anakan (masa kritis kedua)
|
5 – 10 hari
|
Reproduksi lagi setelah anakan dipetik
|
7 – 14 hari
|